ototo-in-progress

METAMORFOSIS --- Supported by Tommorowland Project

Happy Birthday Bapak Minggu, November 28, 2010

Asal Mula Gunung Merapi Kamis, November 25, 2010

Saat ini, di era yang sudah maju ini, banyak orang yang tidak pernah tahu cerita, dongeng, atau legenda-legenda di masa lalu.

Dongeng2 ataupun cerita pewayangan rasanya ga menarik lagi, kalah dengan cerita fiksi modern, sinetron, kartun superhero, dll..

Trus gimana sih biar kita-kita tertarik dengan warisan cerita-cerita jaman dahulu???

Aku pikir salah satunya adalah "moment & pengalaman".. atau istilahnya "experience"..

Aku pikir orang akan tertarik dengan cerita jadul apalagi legenda-legenda apabila ada pengalaman secara langsung ataupun tidak langsung terhadap cerita itu..

Nah mumpung masih anget nih.. aku dan sebagian besar orang yang baca blog-ku mungkin tidak secara langsung mengalami "bencana merapi".. tapi paling tidak selama hampir 2 minggu di bombardir dengan berita2 di TV akan menjadikan rasa "ikut terlibat" di dalam bencana itu..

Maka dari itu aku mau ngulas tentang LEGENDA... (dibaca dengan suara lantang)


ASAL MULA GUNUNG MERAPI !!!!!!

(tro thok thok thok... pyeng pyeng pyeng pyeng.... thok thok thok thok thok...) (kayak di wayang2 itu loh... hihihi... mulai deh ga serius...)

____________________________________________________________

Alkisah, Pulau Jawa adalah satu dari lima pulau terbesar di Indonesia. Konon, pulau ini pada masa lampau letaknya tidak rata atau miring. Oleh karena itu, para dewa di Kahyangan bermaksud untuk membuat pulau
tersebut tidak miring. Dalam sebuah pertemuan, mereka kemudian memutuskan untuk mendirikan sebuah gunung yang besar dan tinggi di tengah-tengah Pulau Jawa sebagai penyeimbang. Maka disepakatilah untuk
memindahkan Gunung Jamurdipa yang berada di Laut Selatan ke sebuah daerah tanah datar yang terletak di perbatasan Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Kabupaten Magelang, Boyolali, serta Klaten Provinsi Jawa Tengah.

Sementara itu, di daerah di mana Gunung Jamurdipa akan ditempatkan terdapat dua orang empu yang sedang membuat keris sakti. Mereka adalah Empu Rama dan Empu Pamadi yang memiliki kesaktian yang tinggi. Oleh karena itu, para dewa terlebih dahulu akan menasehati kedua empu tersebut agar segera pindah ke tempat lain sehingga tidak tertindih oleh gunung yang akan ditempatkan di daerah itu. Raja para dewa, Batara Guru pun segera mengutus Batara Narada dan Dewa Penyarikan beserta sejumlah pengawal dari istana Kahyangan untuk membujuk kedua empu tersebut.

Setiba di tempat itu, utusan para dewa langsung menghampiri kedua empu tersebut yang sedang sibuk menempa sebatang besi yang dicampur dengan bermacam-macam logam. Betapa terkejutnya Batara Narada dan Dewa Penyarikan saat menyaksikan cara Empu Rama dan Empu Pamadi membuat keris. Kedua Empu tersebut menempa batangan besi membara tanpa menggunakan palu dan landasan logam, tetapi dengan tangan dan paha mereka. Kepalan tangan mereka bagaikan palu baja yang sangat keras. Setiap kali kepalan tangan mereka pukulkan pada batangan besi membara itu terlihat percikan cahaya yang memancar.

Maaf, Empu! Kami utusan para dewa ingin berbicara dengan Empu berdua?
sapa Dewa Penyarikan.

Kedua empu tersebut segera menghentikan pekerjaannya dan kemudian mempersilakan kedua utusan para dewa itu untuk duduk.

Ada apa gerangan, Pukulun Ada yang dapat hamba bantu?? tanya Empu Rama.

Kedatangan kami kemari untuk menyampaikan permintaan para dewa kepada Empu,? jawab Batara Narada.

Apakah permintaan itu?? tanya Empu Pamadi penasaran, ?Semoga permintaan itu dapat kami penuhi.?

Batara Narada pun menjelaskan permintaan para dewa kepada kedua empu tersebut. Setelah mendengar penjelasan itu, keduanya hanya tertegun. Mereka merasa permintaan para dewa itu sangatlah berat.

Maafkan hamba, Pukulun! Hamba bukannya bermaksud untuk menolak permintaan para dewa. Tapi, perlu Pukulun ketahui bahwa membuat keris sakti tidak boleh dilakukan sembarangan, termasuk berpindah-pindah
tempat? jelas Empu Rama.

Tapi Empu, keadaan ini sudah sangat mendesak. Jika Empu berdua tidak segera pindah dari sini Pulau Jawa ini semakin lama akan bertambah miring,? kata Dewa Penyarikan.

Benar kata Dewa Penyarikan, Empu. Kami pun bersedia mencarikan tempat yang lebih baik untuk Empu berdua? bujuk Empu Narada.

Meskipun telah dijanjikan tempat yang lebih baik, kedua empu tersebut tetap tidak mau pindah dari tempat itu.

Maaf, Pukulun! Kami belum dapat memenuhi permintaan itu. Kalau kami berpindah tempat, sementara pekerjaan ini belum selesai, maka keris yang sedang kami buat ini tidak sebagus yang diharapkan. Lagi pula, masih banyak tanah datar yang lebih bagus untuk menempatkan Gunung Jamurdipa itu? kata Empu Pamadi.

Melihat keteguhan hati kedua empu tersebut, Empu Narada dan Dewa Penyaringan mulai kehilangan kesabaran. Oleh karena mengemban amanat Batara Guru, mereka terpaksa mengancam kedua empu tersebut agar segera pindah dari tempat itu.

Wahai, Empu Rama dan Empu Pamadi! Jangan memaksa kami untuk mengusir kalian dari tempat ini,? ujar Batara Narada.

Kedua empu tersebut tidak takut dengan acaman itu karena mereka merasa juga sedang mengemban tugas yang harus diselesaikan. Oleh karena kedua belah pihak tetap teguh pada pendirian masing-masing, akhirnya
terjadilah perselisihan di antara mereka. Kedua empu tersebut tetap tidak gentar meskipun yang mereka hadapi adalah utusan para dewa. Dengan kesaktian yang dimiliki, mereka siap bertarung demi mempertahankan tempat itu. Tak ayal, pertarungan sengit pun tak terhindarkan. Meskipun dikeroyok oleh dua dewa beserta balatentaranya, kedua empu tersebut berhasil memenangkan pertarungan itu.

Batara Narada dan Dewa Penyarikan yang kalah dalam pertarungan itu segera terbang ke Kahyangan untuk melapor kepada Batara Guru.

Ampun, Batara Guru! Kami gagal membujuk kedua empu itu. Mereka sangat sakti mandraguna,? lapor Batara Narada.

Mendengar laporan itu Batara Guru menjadi murka.

Dasar memang keras kepala kedua empu itu. Mereka harus diberi pelajaran,? ujar Batara Guru.

Dewa Bayu, segeralah kamu tiup Gunung Jamurdipa itu!? seru Batara Guru.

Dengan kesaktiannya, Dewa Bayu segera meniup gunung itu. Tiupan Dewa Bayu yang bagaikan angin topan berhasil menerbangkan Jamurdipa hingga melayang-layang di angkasa dan kemudian jatuh tepat di perapian kedua empu tersebut. Kedua empu yang berada di tempat itu pun ikut tertindih oleh Gunung Jamurdipa hingga tewas seketika. Menurut cerita, roh kedua empu tersebut kemudian menjadi penunggu gunung itu. Sementara itu, perapian tempat keduanya membuat keris sakti berubah menjadi kawah. Oleh karena kawah itu pada mulanya adalah sebuah perapian, maka para dewa mengganti nama gunung itu menjadi Gunung Merapi.

_____________________________________________________

Klik link di bawah ini untuk melihat sumber :
Asal Mula Gunung Merapi

Artikel terkait :
Antara Gunung Merapi, Keraton, dan Pantai Selatan
Merapi Erupted No Sensor
Merapi Erupted No Sensor Part 2

Together Forever Jumat, November 12, 2010

Happy Wedding Anniversary

Mbak Ika & Kenji san


12 November 1999 - 12 November 2010


Selamat Hari Pernikahan yang ke 11 ya..
semoga selalu awet.. selalu bahagia.. dan selalu dalam lindungan Tuhan.. Amiiinn...

From:


Anton, Wulan, Pio 'n Pili

Sejak Kentutan Pertama (humor) Kamis, November 04, 2010

Sepasang suami istri baru menikah, si suami ingin memberikan surprise pada istrinya.

Si suami berkata kepada istrinya: "Sayang, kita pergi yuk ...,tapi mata kamu harus ditutup yah...!"

"Kok harus ditutup sih mas...?" kata istrinya "Yah, pokoknya ada sesuatu untukmu....."

Merekapun berangkat dengan menggunakan taxi, begitu sampe di tempat yang dituju mereka turun, kemudian si suami mengajak istrinya masuk ke rumah baru yang dijadikan sebagai surprise untuk istriya, tapi si suami masih belum mengijinkan istrinya membuka tutup mata.

Ternyata si istri ingin buang angin, tapi karena masih malu sama suaminya si istri pura- pura minta tolong dibikinin minuman.

"Mas, ambilin saya minum dong...!"

Suaminya kemudian pergi mengambil minuman, ketika suaminya pergi si istri buang angin "tuuuut.."

Pas si suami datang membawa minuman, ternyata si istri masih ingin buang angin, akhirnya dia bilang ke suaminya ...
"Mas minumannya kurang manis, tambahin gula lagi yah...."

Si suami pergi lagi untuk menambahkan gula pada minuman istrinya, ketika suaminya pergi si istri kentut lagi "tuuuuuut....".

Kemudian si suami datang lagi untuk memberikan minuman, tapi ternyata si istri masih ingin buang angin.

Akhirnya dengan berberat hati si istri minta ditambahkan gula lagi, saat si suami pergi istrinya kembali buang angin TTUUUUUUUUUTT....... TUUT..... TUUT"

Akhirnya si istri merasa lega karena telah selesai dari keinginan buang anginnya.

Ketika si suami tiba dan menyerahkan minuman, kemudian si suami membuka tutup mata si istrinya, si istri terkejut karena ternyata di rumah sudah banyak orang dan disampingnya ada mertuanya.

Sambil malu-malu si istri bertanya pada mertuanya, "Oh Bapak, sudah lama datang..?"

Kemudian sang mertua menjawab, "Sudah, sejak kentutan pertama..."